Ini Agar Tidak Gagal Paham Mengenai Islam Nusantara
Wacana Islam Nusantara belakangan bergema di Indonesia setelah
menjadi tema utama Muktamar ke-33 NU. Sayangnya, banyak kalangan yang
salah paham atau memang tak mau paham. Mereka menganggap Islam Nusantara
sebagai aliran baru atau mazhab baru bahkan ada yang menuduh sinkretis
antara Islam dan agama Jawa.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menegaskan apa yang dikatakan
orang-orang tersebut sama sekali tidak benar. “Ini bukan aliran baru,
kita tetap Islam aswaja yang berpegang teguh pada mazhab Asy’ari dan
Syafii,” katanya di gedung PBNU, Jum’at (3/7).
Ia menjelaskan, Islam Nusantara merupakan Islam yang menghargai
budaya lokal. Secara umum, masyarakat Nusantara sudah memiliki budaya
yang beragam, tradisi yang beragam sebelum kedatangan Islam.
“Islam datang tidak menghapus budaya, tidak memusuhi khazanah
peradaban. Tidak menyingkirkan tradisi yang ada, asalkan jelas tidak
bertentangan dengan Islam. Kalau ritual hubungan seks bebas atau minum
arak, itu kita tidak menerima.”
“Selama tradisi tidak bertentangan dengan prinsip kita, maka Islam
melebur dengan tradisi tersebut karena dakwah di Nusantara itu
pendekatannya pendekatan budaya, bukan pendekatan senjata seperti di
Timur Tengah,” tandasnya.
Dengan strategi dakwah kebudayaan seperti itu, pelan-pelan budaya
yang ada di Nusantara sekarang sudah bernapaskan Islam. “Islam menjadi
kuat karena menyatu dengan budaya, budaya menjadi Islami karena disitu
ada nilai Islam.”
Ia mencontohkan transformasi tradisi non Islam yang kemudian
diislamkan seperti pemberian sesajen kepada para dewa yang kemudian
menjadi slametan. Slametan tujuh bulan kehamilan tadinya budaya Jawa,
kemudian diislamkan dengan nilai Islam, salah satunya dengan membacakan
surat Lukman pada peringatan tujuh bulan tersebut, supaya anaknya baik,
taat pada orang tua sebagaimana Lukmanul Hakim dalam kisah Al-Qur’an.
“Jadi budaya yang sudah ada kita masuki dengan nilai Islam. Ini
berangkat dari sinergi antara teologi dan budaya, maka NU memberi nama
Islam Nusantara,” tegasnya. (Sumber : NU Online)
diambil sepenuhya dari :
Post a Comment for "Ini Agar Tidak Gagal Paham Mengenai Islam Nusantara"