Aplikasi Ilmu
Setiap ilmu memiliki ciri dan caranya tersendiri dalam pengaplikasiannya. Ilmu alam dan soshum menggunakan observasi dalam cara kerjanya, sedangkan ilmu agama/mistik biasanya berhubungan keyakinan yang sifatnya abstrak – supra – rasional. berikut ini merupakan sekilas perbandingan antar ketiga elemen ilmu tersebut dengan mengambil sampel dari daerah Kulon Progo.
Cara Kerja Ilmu Alam
Cara kerja dalam ilmu alam biasanya menggunakan
konsep observasi, pengujian dan menghasilkan penemuan ataupun kesimpulan. Dalam
hal ini penulis mengambil sampel dalam bidang geologi, yang berhubungan
dengan masalah proyek pembangunan bandara di kawasan rawan bencana. Data yang penulis ambil berhubungan dengan
pembangunan bandara baru Yogyakarta di Kulon Progo ( New Yogyakarta
International Airport/NYIA) yang terusberlanjut. .
Penyusunan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) terus dikebut
padahal pembangunan bandara di kawasan rawan bencana. Hal itu makin diperkuat
temuan terbaru Pusat Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
soal deposit atau endapan tsunami di dekat bakal lokasi bandara baru
Yogyakarta.
Eko Yulianto, Kepala Geoteknologi LIPI mengatakan,
temuan deposit tsunami di dekat bandara baru Yogyakarta ini diperkirakan
berusia 300 tahun, seumuran jejak pantai selatan Banten dan Jawa Barat.Menurutnya
potensi gempa di sini, berdasarkan sebaran deposit
tsunami, bisa lebih magnitude sembilan (M9). Jika suatu saat terjadi tsunami
seperti di Pantai Pangandaran kekuatan gempa lebih tinggi sedikit saja, bandara
baru akan kena mulai bagian apron, terminal sampai runway-nya.
Peneliti Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan
dan Dinamika Pantai, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Universitas
Gadjah Mada (BPPT-UGM), Widjo Kongko. mengatakan hal sama.Lokasi bandara baru, katanya, sangat rawan terdampak
tsunami. Dia merujuk tsunami dahsyat di Pantai Pangandaran pada 17 Juli
2006. Dua hari setelah kejadian, Widjo bersama tim BPPT menuju lokasi dan
meneliti dampak bencana yang menelan korban lebih 600 orangtersebut.
Cakupan wilayah penelitian Widjo sepanjang 400 kilometer
berdasarkan kajian dampak sebaran tsunami Pangandaran ke pantai selatan
Jawa. Penelitian mulai dari Pantai Pangandaran di Jawa Barat hingga
Jember, Jawa Timur.
Widjo semula mengukur rata-rata tinggi gelombang dan
menemukan, tsunami Pangandaran membawa sedimen atau endapan dari laut sejauh
100-200 meter ke daratan.Saat itu, tsunami Pangandaran
memiliki magnitude 7,7 dengan ketinggian gelombang sekitar lima
sampai enam meter.Widjo dan tim belum yakin, pantai selatan Jawa rawan tsunami,
hingga tim peneliti Pusat Geoteknologi LIPI menemukan
deposit tsunami di dekat lokasi bandara baru Yogyakarta.Tim LIPI menemukan
koral, fosil kerang foraminifera berasal dari laut yang terbawa karena tsunami
masa lalu.Temuan terbaru tersebut
menguatkan bukti ilmiah jika pesisir pantai selatan Jawa sangat rawan tsunami,
termasuk bandara baru berjarak hanya 200 meter dari pantai.[1]
Temuan – temuantersebutdiperkuandenganadanyaPerpres Nomor 28 Tahun 2012 pasal
46 ayat 9 huruf d yang menjelaskantentangRTR Pulau
Jawa-Bali, Kulonprogo, salah satu zona rawan bencana alam geologi.Selain itu, dalamPerda
Tata Ruang Yogyakarta Nomor 2/2010, sepanjang pantai di Kulonprogo ditetapkan
sebagai kawasan rawan tsunami.Bahkan,
Perda RTRW Kulon Progo Nomor 1/2012 Pasal 39 ayat 7 huruf alebih
detail menyatakan, kawasan rawan tsunami salah satu meliputi Kecamatan
Temon.Hal ini membuktikan rencana pembangunan bandara tak sesuai tata ruang.Dalamstrategipengembanagnprasaranalingkungan,
lokasi bandara tersebut merupakan kawasan lindung geologi dari bencana tsunami
dan banjir.
Namun, disisi lain terdapatlaporandarikorporasi
konstruksi dan investasi milik negara, PT PP (Persero) Tbk., yang tetapoptimistis terhadappembangunan
proyek Bandar Udara Kulon Progo, Yogyakarta. M. AprindyselakuDirektur Gedung PTPP mengatakan Jepang pernah dilanda bencana tsunami,
tetapi negara yang terkenal dengan bunga sakura ini bisa meminimalisasi dampak
dari bencana tersebut.Menurut dia, dengan desain dan penggunaan teknologi yang
tepat untuk Bandar Udara Kulon Progo, diharapkan bisa meminimalisir dampak yang
ditimbulkan bila terjadi tsunami. Ada dua
metode yang bisa diterapkan bila terjadi tsunami. Pertama, dengan melepaskan
tekanan tsunami tersebut tetapi dengan dampak yang sekecil-kecilnya. Kedua,
menahan laju air laut yang diakibatkan oleh tsunami.
Bandar Udara
Kulon Progo merupakan salah satu dari daftar proyek strategis nasional yang
dicanangkan Presiden Joko Widodo. Selama ini, PTPP memiliki pengalaman
mengembangkan bandar udara, yakni proyek pembangunan Terminal Penumpang Bandara
Internasional Kertajati, Jawa Barat.Hong Heng Yuan, Arsitek Nikken Sekkei Ltd
mengatakan untuk pembangunan bandara di lokasi yang rawan
bencana, terutama tsunami, tidak hanya menyangkut masalah desain gedung, tetapi
dari segala aspek.[2]
Cara Kerja Ilmu Sosial-Humaniora
Cara Kerja Ilmu Sosial-Humaniora biasa
berupa analisis kasus yang sifatnya rasional – empiris. Seperti misalnya sebuah
analisis tentang peran kantor Pertanahan Kabupaten Kulonprogo dalam sengketa
pertanahan di desa Karangwuni. Sengketa pertanahan di desa Karangwuni Kabupaten Kulonprogo tahun 2014, masalah ini
bermula dari masuknya proyek tambang pasar besi Kulonprogo membentang sepanjan
22 Km, mulai dari muara sungai serang hingga muara sungai Progo dengan lebar
1,8 Km,dan kedalaman 14,5 Km,area 2,987,79 Ha,sehingga masyarakat sekitar
berasumsi dalam pengukuran tanah,informasi yang keliru terhadap letak patok
batas pembebasan lahan atas tanah Puro Paku alam dengan tanah masyarakat yang dilakukan kantor pertanahan Kabupaen
Kulonprogo,dengan kejadian ini BPN menengahi masalah ini dengan mengirim tim
untuk meneliti kondisi di lapangan,teori penelitian yang digunakan manajemen
konflik,resolusi konflik,peran dan sengketa.
Dari permasalahan diatas dapat dilihat faktor penyebab
sengketa pertanahan di desa Karangwuni,Pertama,adanya administrasi yang tidak
tertib di masa lalu dan konflik data,kedua faktor ini saling berkaitan karena
dengan admnistrasi yang tidak tertib belumu tersedia aspek-aspek ukuuran fisik
dan kepastian hukum dalam sistem pertanahan belum lengkap dan menyebabkan
konflik data ,yaitu terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang hal-hal yang
relevan dan interprestasi data yang ada.
Dengan kejadian seperti ini,untuk kedepan lebih baik
dilakukan inventarisasi Tanah Puro Paku alam yang berada di kabupaten
Kulonprogo oleh kantor pertanahan Kulonprogo agar terdapat kepastian tanah
kepemilikan Puro Paku alam,Penerbitan sertifikat Hak milik atas tanah,setelah umengetahui
tanah-tanah kepemilikan Puro Paku alam maka kantor Pertanahan Kabupaten
Kulonprogo menerbitkan sertifikat untuk memberikan kepastian hukum terhadap
tanah Puro Paku alam.[3]
Cara Kerja Ilmu agama/mistis
Berbeda dengan
ilmu lainnya, cara kerja dalam ilmu agama ataupun mistis ini biasanya berhubungan
dengan upacara maupun ritual yang telah diyakini yang sifatnya abstrak – supra
– rasional. Seperti halnya upacara
dan ritual adat di daerah kulon progo, diantaranya:[4]
1. Nggumbregi
Upacara adat gumbregi dilaksanakan pada hari Selasa
Kliwon atau Jumat Kliwon, bulan Suro oleh warga dusun Karanggede, desa
Jatimulyo, kecamatan Girimulyo. Tradisi ini dimaksudkan sebagai rasa syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki berupa hewan piaraan raja kaya
(kambing, sapi, dll.). serta mohon keselamatan untuk seluruh warga.Upacara ini
diadakan pada waktu pagi hari di tempat yang agak lapang di dusun Karanggede.
2.
Bersih Desa
Taruban
Upacara bersih desa Taruban mempunyai latar belakang
legenda Jaka Tarub. Upacara yang dilaksanakan oleh warga dusun Taruban. Desa
Tuksono, kecamatan Sentolo, setiap bulan Besar, dimaksudkan sebagai rasa Syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang melimpah. Kegiatan dimulai
dengan bersih-bersih lingkungan, kemudian pada malamnya diadakan pentas seni
tayub. Pada siang hari berikutnya dilaksanakan upacara adat yang diawali dengan
kirab dari kediaman sesepuh dusun Taruban menuju Sendang Kamulyan dan berziarah
di makam Jaka Tarub. Sesudah berziarah, diadakan kenduri dan makan bersama,
kemudian acara dilanjutkan dengan pentas wayang kulit sehari semalam, biasanya
lakon yang dibawakan adalah Sri Boyong atau Sri Mulih.
3. Jamasan Pusaka
Upacara Jemasan Pusaka diadakan di Suroloyo,dusun
Keceme, desa Gerbosari, kecamatan Sarnigaluh setiap tanggal 1 Suro tahun baru
Jawa. Pusaka yang dijamasi adalah Tombak Kyai Manggala Murti dan Songsong Kyai
Manggala Dewo. Pusaka ini merupakan pemberian dari Kraton Kasultanan
Yogyakarta. Prosesi jalannya upacara dimulai dengan kirab dari kediaman sesepuh
dusun Keceme menuju sendang Kawidodaren.
[1] Diringkas dari Tommy Apriando,
Temuan LIPI Perkuat
Bukti Pembangunan Bandara Kulon Progo di Kawasan Rawan Bencana, http://www.mongabay.co.id/2017/07/31/temuan-lipi-perkuat-bukti-pembangunan-bandara-kulon-progo-di-kawasan-rawan-bencana/, diaksespada 26 Oktober 2017.
[2] Nurbaiti, Laporan dari
Tokyo: Bandara Kulon Progo Rawan Tsunami, PTPP Belajar ke Jepang,http://industri.bisnis.com/read/20171025/45/702920/javascript, diaksespada 26 Oktober 2017.
[3] Auladina
Nur Aini, Ejournal: Peran
kantor
Pertanahan Kabupaten Kulonprogo dalam
Sengketa Pertanahan di
desa
Karangwuni, http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/download/10372/10075,
diaksespada26 oktober
2017.
[4] Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Upacara
Adat, http://kulonprogokab.go.id/v21/upacara-adat_224_hal, di akses pada 26 oktober 2017.
Post a Comment for "Aplikasi Ilmu"