Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Gender lagi: Soal Kepemimpinan

Image result for pemimpin perempuan


Melanjutkan pembahasan tentang gender kali ini saya teringat sebuah firman Allah (biasanya mana dalilnya?) yang berbunyi : "arrijalu qowwamuuna 'alannisaa'".

Ayat inilah yang biasanya dijadikan sebagai alat deskriminatif terhadap kaum hawa dalam hal kepemimpinan. Mereka yg bersikukuh dalam hal ini ternyata hanya menggunakan Al Qur'an "terjemahan" Depag sebagai pedoman dengan dalih kembali pada Qur'an dan Sunnah. Padahal sangatlah jelas tanpa menggunakan tafsir berjilid2 tentang penggunaan bahasa sastra dalam dialektika arab.

Dalam ayat ini ada 2 sub yaitu rijal dan nisaa yg dalam kamus sastra dijelaskan bahwa; yang pertama kata rijalun (jamak dari rojulun) berartikan pada sifat, watak, perilaku kemasculinan seseorang. Sedangkan kata nisaaun (jamak dari imroah) berartikan  sifat, watak, perilaku kefeminiman seseorang yang keduanya itu berhubungan dengan faktor psikis seseorang. Keduanya juga dapat dimiliki oleh semua pihak, baik itu seorang pria dapat bersifat feminim atau seorang wanita dapat bersifat masculin, begitupun sebaliknya. Yang kedua, sedang kata yg menunjukkan kelelakian sesorang pria dan kewanitaan seorang perempuan yang berhubungan dengan fisik seseorang ialah dzakar dan untsa yg keduanya identik pd ciri tubuh (jasmaniah).
Maka jika yg harus menjadi peminpin haruslah seorang pria maka seharusnya ayat itu berbunyi : "Adz-dzakar qowwmuuna 'alal untsa"

Dari sini sudahlah jelas bahwa ayat tersebut bukanlah suatu dasar tentang yang harus menjadi seorang pemimpin adalah kaum laki2, ettapi ayat itu merupakan sebuah pesan tersirat yang menunjukkan bahwa yang pantas menjadi seorang pemimpin ialah seseorang yang memilki sifat kemasculinan, entah itu pria ataupun wanita, jika kemasculinan ini ada dalam dirinya maka dia selayaknya pantas menjadi pemimpin.

Bahkan dalam Al Quran sendiri pun telah mencontohkan sebuah negeri yang subur, makmur, damai (yang istilah jawanya gemah ripah loh jinawi) bernama Saba' yang mana dipimpin oleh Ratu yang cantik, anggun dan bijaksana bernama Bilqis. Dan dalam suatu riwayat yang mana Nabi SAW. pernah mempersoalkan sebuah negeri termakmur dan terjujur yang dipimpin oleh seorang wanita, negeri itu ialah kerajaan Kalingga/Keling (sekarang menjadi kecamatan di kabupaten Jepara) dengan Ratunya yang terkenal jujur bernama Sima.
Hal2 yang demikian itulah yang realitanya terjadi hingga saat ini dan ini tak dapat dinafikkan lagi.
Lalu ada yang masih mau nenyangkalkah?

Post a Comment for "Gender lagi: Soal Kepemimpinan"