Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kompilasi : (effect) Jobless



Masih menunggu takdir,
Menunggu kemana arah angin kan menghempaskan sampan kecil nan rapuh, menunggu kubangan mana lagi yang kan sejenak menggenangkan derap langkah, menepikannya pada zona zona pelarian sang buronan alam. Hingga sang mentari pun melenyapkannya, ..

dan kemudian hari, kembali kan terhempas bersama derasnya kenangan.
Sederas nostalgia yang berkelana liar, menadah harap, mengharap kepastian, akan takdir yang kan terus bergulir, mengalir, menggiringnya pada langkah langkah keraguan dan penuh kecemasan.

dan sisa sisa kekalutan dan keembuhan, menenggelamkannya pada lembah lembah kehampaan, dimana sejatinya tak lagi mengenal keadaannya, tak lagi merasa keberadaannya.
Linglung pun dapat dikata namun ego tetap terlelap mengelak, mengabaikan waktu yang semestinya waktu, melalaikan hidup yang sesungguhnya hidup, meragukan pasti yang jelas sudah pasti, menakuti mati yang semestinya disambut.

Sedang harap tak lagi mampu diharap,
karna semestinya tak perlu diharap,
dan kepala yang selalu memburu congkak, tangan yang lalai menadah, dan gumpalan hati yang rapuh kebacut larut


Maka sampai kapan kan lari dari gelar singa yang terpampang, sedang para mangsa berbalik abai menghina.
Sampai kapan kesalahan demi kesalahan kan selalu diindahkan, bersembunyi dari alasan takut kegagalan tan cemoohan

....

Kediri, 22 Maret 2020


Post a Comment for "Kompilasi : (effect) Jobless"